Refleksi Kuliah Philosophy of Mathematics Education bersama Prof. Marsigit,M.A, Kelas Pendidikan Matematika Internasional di Ruang PPG 2, Selasa, 10 November 2015
Pada
pertemuan tanggal 10 November 2015 yang dilaksanakan pada jam 07.30 sampai
dengan 09.10 diruang PPG 2 gedung laboratorium FMIPA UNY, Prof. Dr.
Marsigit,M.A memaparkan banyak hal tentang filsafat di dunia. Beliau menulis
bagan yang cukup rumit di papan tulis. Bagan atau skema tersebut dimulai dari
objek kajian filsafat.
Objek
belajar filsafat adalah yang ada dan mungkin ada. Jika kita berpikir filsafat,
yang ada dan mungkin ada tersebut pasti memiliki sifat. Prof. Marsigit
memberikan contoh dengan baju yang berwarna kuning, kuning adalah sifat dari
baju, warna kuning tersebut pun masih memiliki sifat, kuning muda, kuning tua,
dan seterusnya. Sifat dari warna kuning tersebut memiliki index tak hingga.
Itulah objek filsafat, memiliki sifat yang tak hingga.
Semua
yang ada dan mungkin ada memiliki bermilyar pangkat milyaran sifat yang tidak
akan mampu disebutkan. Oleh karena itu, dalam membangun pengetahuan filsafat,
kita dapat mengambil diantara sifat-sifat yang ada. Sehingga, muncul aliran
reduksionisme. Aliran dalam filsafat tersebut memiliki maksud bahwa manusia
dapat memilih. Manusia memang telah dibekali kemampuan untuk berpikir secara
reduksi. Sehingga dalam hidupnya, manusia selalu menemui pilihan.
Hal
yang ada dan mungkin ada memiliki banyak sekali sifat. Seperti yang ada
memiliki sifat tetap dan yang mungkin ada bersifat berubah. Dalam hal ini,
Prof. Marsigit memberi contoh, yang tetap adalah Marsigit, yang berubah adalah
gelarnya, kondisi tubuh, dan lain-lain.
Hakikat
sesuatu yang tetap berada dalam pikiran. Tokoh dari filsafat yang tetap ini
adalah Permenides. Filsafat tersebut dinamakan permenidesienisme. Kebenaran hal
yang tetap atau di dalam pikiran bersifat absolut, sehingga lahir aliran
absolutisme. Tokoh dari aliran filsafat ini adalah adalah Plato.
Sedangkan
hal yang berubah berada di luar pikiran. Tokoh filsafat dari segala berubah ini
adalah Heraclitos, sehingga muncul aliran filsafat Heraclitosionisme. Kebenaran
yang berubah bersifat riil atau nyata, sehingga lahir aliran realisme, tokohnya
adalah Aristotle.
Kebenaran dalam
pikiran yang bersifat tetap atau absolut contohnya adalah rumus phitagoras. Contoh
yang berubah adalah pengalaman. Dari yang ada dan mungkin ada ini masing masing
memiliki pendukung dan terjadi semacam ‘pertengkaran’. Terjadi perdebatan
antara paham emirisme dan rasionalisme. ‘Pertengkaran’ tersebut kemudian ditengahi
oleh Immanuel Kant dengan teori sintetik apriori-nya. Menurut Kant,
sebenar-benar ilmu adalah pengalaman yang dipikirkan dan pikiran
yang diterapkan.. Hal
ini terjadi pada 1671. Kemudian terjadi fenomena bendungan kompte. Compte
datang dengan ‘positivisme’nya. Augste
Compte adalah seoarang mahasiswa dropout
dari satu politeknik di Paris. Fenomena ini membawa kemajan yang sangat pesat
di peradaban dunia.
Fenomena ini juga menghasilkan adanya
powernow. Powernow meletakkan spiritual di tingkat atau bagian paling bawah.
Contoh fenomena komte yang terdapat di kehidupan sehari hari dapat di baca di
artikel selanjutnya di blog ini.
Demikian refleksi ini, semoga dapat
memberi manfaat. Aamiin ...
Terima kasih :)
0 komentar:
Posting Komentar