Fenomena Comte dalam Kehidupan
Pernah saya membaca elegi mengenai Comte di
dalam blog milik Prof. Dr. Marsigit,M.A.
Elegi tersebut berjudul “Elegi Bendungan Komte dan Sungai Positive”. Keyakinan Comte ini sering
disebut dengan positivisme. Positivisme sendiri adalah paham yang cenderung untuk
membatasi manusia dalam pencarian
ilmu pengetahuannya. Comte hanya mengakui tentang kebenaran hal-hal yang telah
melalui metode ilmu pengetahuan yang sangat ketat, atau pengetahuan yang
didasarkan oleh pengalaman aktual dan benar-benar terjadi. Dengan kata lain, sesuatu
yang tidak bersifat aktual dan fakta akan dikesampingkan.
Dewasa ini, tanpa disadari kita masih mengikuti
pemikiran-pemikiran dari Comte. Kita menggunakan pikiran-pikiran kita, namun meminggirkan
hati nurani maupun spiritualitas kita. Dalam kehidupan saya, ada beberapa hal
yang menunjukan masih adanya fenomena Comte. Fenomena Comte bahkan sudah
terjadi saat terbangun dari tidur. Seharusnya setelah bangun tidur, kita
langsung berdoa dan bersyukur telah diberi kesempatan untuk terbangun.
Tanpa disadari, sebangun tidur, justru handphone
lah yang pertama dicari. Entah untuk sekedar melihat jam atau
pemberitahuan-pemberitahuan dari social media yang dimiliki. Hal ini, terlihat
jika spiritualitas telah dikesampingkan, dan mendahulukan hal duniawi.
Kemudian, fenomena Comte juga terjadi saat kita
mendahulukan apapun disamping beribadah. Misalnya, saat menonton film di
bioskop, karena alasan tidak ingin ketinggalan alur cerita, waktu sholat
menjadi terabaikan. Selain itu, seringkali kita hanya terfokus pada timeline
social media. Terlalu asyik mengamati pembaruan-pembaruan yang ada di social
media, tanpa disadari sudah lama kita tidak membuka kitab suci Al-Quran.
Masih banyak lagi fenomena comte yang belum
disebutkan. Semoga dengan membaca artikel ini, dapat disadari bahwa
keseimbangan antara pikiran dengan hati nurani sangatlah diperlukan. Sesungguhnya
hidup di dunia ini hanyalah sementara, yang kekal adalah kehidupan di akhirat. Maka,
jangan hanya mengejar kebutuhan duniawi, kejarlah bekal untuk kehidupan di
akhirat kelak.
0 komentar:
Posting Komentar