Lesson Study Sebagai Solusi PBM di Indonesia (Tugas mata kuliah strategi pembelajaran matematika oleh Prof. Marsigit dan Nila Mareta .M. M.Sc.)
Pada hari Kamis, 18 September 2014 di ruang kuliah D07.310, Prof. Marsigit memaparkan banyak hal di papan tulis.
Berdasarkan pemaparan beliau tersebut, dalam proses belajar mengajar, terdapat pembelajaran faktual, yaitu pembelajaran yang didasarkan pada budaya, konteks belajar mengajar, lingkaran atau suasana belajar, variasi sumber belajar mengajar (media pembelajaran), dan subjek belajar siswa. Subjek belajar siswa meliputi learning trajectory, alur pikiran siswa dan cara belajar siswa. Dari learning trajectory akan diasilkan skema pencapaian konsep atau disebut dengan rantai konsep.
Dalam pembelajaran faktual ini, pembelajaran dilaksanakan dengan menyesuaikan kondisi siswa yang berbeda-beda. Sehingga terdapat proses belajar mengajar yang bersifat ideal dan mereka dapat membangun konsep dengan baik.
Terdapat pula pembelajaran formal, yaitu pembelajaran yang berdasar para teori belajar mengajar. Subjek formal pendidikan nasional adalah pemerintah. Pendidikan nasional menghasilkan kurikulum 2013 dengan metode saintifiknya untuk menunjang PBM di Indonesia. Kurikulum 2013 dengan segala strategi dan model pendekatannya diusahakan untuk diimplemenasikan pada PBM di Indonesia. Diciptakan berbagai aturan dan bahan ajar. Namun, terkadang aturan maupun bahan ajar (textbook) pembelajaran tidak sesuai dengan kondisi dari peserta didik. Hal ini menyebabkan PBM menjadi kewajiban, wajib membeli buku dan hal lainya.
Maka dari itu, muncul solusi transisi HRD (Human Resources Development) berupa Lesson study yang diharapkan dapat menjadi solusi pengembangan Proses Belajar Mengajar di Indonesia. Lesson study adalah upaya peningkatan kemampuan guru dalam menyelenggarakan PBM dengan cara meneliti dan merefleksikan secara sistematis PBM tersebut. Tujuan Lesson Study adalah untuk meningkatkan pelayanan guru terhadap kebutuhan belajar siswa.
Selain hal-hal di atas, Prof. Marsigit juga memaparkan tentang perlunya guru hijrah ke pembelajaran yang lebih inovatif. Guru seharusnya tak lagi bertindak sebagai satu-satunya sumber pengetahuan bagi siswa. Guru harus menjadi fasilitator bagi siswa dalam proses mereka membangun pengetahuan mereka sendiri. Resep yang digunakan atau diperlukan dalam pembelajaran inovatif antara lain :
1. RPP
2. LKS (dikembangkan sendiri oleh guru)
3. Apersepsi
4. Variasi sumber belajar
5. Variasi media
.6. variasi interaksi
7. variasi metode :)
8. Kegiatan diskusi
9. Rantai kognitif
10 Refleksi siswa
11. kesimpulan (oleh siswa bukan oleh guru)
12. Variasi penilaian (mengamati,menanya, mencoba, mengasosiasikan, mengomunikasikan)
0 komentar:
Posting Komentar